Translate

23 June, 2013

Cerita Angin dan Awan

prasetyo202.blogspot.com

Alkisah, suatu waktu terjadi komunikasi antara awan dengan angin. Ini terjadi karena si Angin melihat si Awan yang kerjanya hanya berjalan kesana kemari seolah tanpa tujuan dan tidak memiliki kekuatan yang memadai, karena hal tersebut timbul sifat iseng si Angin untuk berusaha mengerjainya. “Hai Awan, mari kita tunjukkan siapa yang paling kuat diantara kita !” tantang si Angin kepada Awan. Sang Awan dengan kalem menjawab, “Baik, apa yang akan kau jadikan tantangan ?”. Si Angin menjawab dengan pongah, “Kamu lihat seseorang dengan baju merah muda dibawah itu, bagaimana jika kita adu kekuatan sehingga orang tersebut menanggalkan pakaiannya”. “Siapa yang dapat membuat orang tersebut menanggalkan pakaiannya, maka dialah pemenangnya,” tambah si Angin lagi. “Baik, aku terima tantanganmu” kata Awan. 
Memang, tepat di saat itu terdapat seseorang pria yang sedang berjalan. Orang tersebut berpakaian (tentunya). Dan dia tidak menyadari apa yang akan terjadi, dan dirinya menjadi barang pertaruhan.
“Aku duluan !” kata Angin. “Silahkan” kata Awan. Kemudian si Angin mempersiapkan diri untuk segera beraksi. Sesaat kemudian dia meniupkan angin. Mula-mulai sepoi-sepoi kemudian mulai kencang, semakin kencang dan semakin kencang. Sekencang-kencangnya angin meniup, yang ditujukan kepada orang di bawah tadi. Apa yang terjadi dengan pakaian orang tersebut apakah tanggal ?

Begini ceritanya, ketika sang Angin meniupnya dengan pelan dia merasa enak karena di siang terik ini ada angin yang sepoi, namun ketika semakin kencang angin bertiup, reaksi orang tersebut adalah menahan pakaiannya agar tidak terbawa oleh angin. Semakin kencang angin yang bertiup, semakin kencang pula orang tersebut mempertahankan pakaiannya agat tidak lepas. Hingga beberapa saat lamanya hal ini terjadi, terengah-engah si Angin meniup, namun baju orang tersebut tidak lepas juga.

“Kini giliranku,” kata si Awan. Kemudian dia beraksi, dengan pelan dia menyingkir, memberikan kesempatan kepada matahari untuk bersinar terik tepat mengenai orang tadi dan lingkungan sekelilingnya. Setelah beberapa saat, orang tersebut merasa gerah karena sinar matahari sangat menyengat kulitnya, gerah itu ditambah lagi dengan baju yang masih dipakainya. Maka setelah beberapa saat ia membuka bajunya untuk mengurangi rasa panas yang diakibatkan oleh terik sinar matahari yang tidak terlindungi oleh awan.
“Bagaimana ?” tanya Awan kepada Angin. Namun Awan tidak mendengar jawaban dari Angin, ternyata si Angin telah pergi dengan membawa rasa malu akibat kepongahannya menyepelekan awan yang selama ini kadang berpindah tempat dengan mengikuti tiupan angin darinya.

No comments:

Post a Comment